JAKARTA, KUPAS.CO.ID- Menristekdikti M Nasir mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan
terkait tewasnya 3 mahasiswa setelah mengikuti kegiatan Mapala UII. Dia
menegaskan tidak boleh ada kekerasan di kampus.
"Semua kegiatan
kekerasan di dalam kampus harus ditindak secara hukum. Oleh karena itu,
informasi yang saya dapat itu lagi penyelidikan kasus ini ke Yogya,
melalui koordinator perguruan tinggi swasta Yogya dan rektor UII," ujar
Nasir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/1/2017).
Nasir
meminta untuk dilakukan visum untuk memastikan adanya dugaan kekerasan.
Dia menegaskan telah melarang tindakan kekerasan di lingkungan kampus.
"Penelusuran tersebut karena terjadi meninggal apakah meyakinkan terjadinya kekerasan saya minta divisum," ucap Nasir.
"Tindakan
visum harus dilakukan untuk memastikan tindak kekerasan karena kami
sudah mengeluarkan rekomendasi tidak boleh ada kekerasan di dalam kampus
khususnya dalam kegiatan kemahasiswaan baik intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Apapun terjadi kekerasan di dalam kampus kami akan
melarang," sambungnya.
Nasir
menegaskan ada sanksi hukum jika terbukti ada tindakan kekerasan di
lingkungan kampus. "Sanksi hukum berjalan karena sesuai peraturan
perundang-undangan yang ada. Aturannya jelas," tegas dia.
Nasir juga akan memberikan sanksi pada pihak universitas. Namun dia masih akan mengkajinya setelah menunggu hasil penyelidikan.
"Pasti
akan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Nanti
tingkat kesalahannya seperti apa kita cek dulu. Ini kan angkatan 2015
kalau saya mengambil bentuk logikanya biasanya terjadi di angkatan baru
2016-lah katakan. Ini 2015 apakah terjadi kekerasan kami sangsi belum
tahu, informasi yang jelas pasang surut. Kita perlu klarifikasi dulu,"
beber dia.
Dia mengatakan pemanggilan kepada pihak universitas
akan dilakukan oleh Kopertis. Nanti dia juga akan meminta klarifikasi
langsung saat kunjungannya ke Yogya nanti.
"Kopertis nanti tugasnya karena wilayah di Yogya. Nanti saya tgl 30 ada agenda di Yogya sekalian saya panggil," paparnya.
Seperti
diketahui, total peserta diksar ada 37 mahasiswa dari berbagai fakultas
di UII, sebanyak 34 peserta laki-laki dan 3 orang perempuan. Tiga
mahasiswa UII yang tewas adalah Ilham Nurfadmi Listia Adi (20), yang
sudah dipulangkan ke Lombok pada Rabu (25/1); Muhammad Fadli (19); dan
Syaits Asyam (19), setelah menggikuti kegiatan TGC di lereng selatan
Gunung Lawu di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah, pada 13-20 Januari 2017.
Selain itu,
masih ada 5 orang yang sedang dirawat di rumah sakit. Kelimanya dirawat
setelah menjalani pemeriksaan untuk kedua kalinya di Jogja International
Hospital (JIH) pada Selasa (23/1). Selain lima mahasiswa itu, ada 27
orang yang diperiksa di sana. Sedangkan dua mahasiswa dilaporkan sudah
tidak berada di Yogyakarta karena pulang ke daerah asalnya.
0 Komentar