Setelah sakit cukup lama, Hindun binti Raisman meninggal dunia di usia 78 tahun pada Selasa (7/3) lalu.
Mirisnya, nenek yang tinggal di Jl. Karet Karya 2, RT 009 RW 02, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan, ini tak bisa dishalatkan di mushalla sekitar tempat tinggalnya.
Padahal jarak antara rumah dan mushalla hanya berjarak beberapa meter saja.
Penyebabnya hanya karena almarhumah mencoblos pasangan Ahok- Djarot pada pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 15 Februari lalu.
"Ibu saya kan sakit ya. Dia memang terbuka waktu mencoblos nomor 2 kemarin,"
Diceritakan Neneng, awal mula ibunya tidak boleh dishalatin di mushalla setelah berbicara dengan salah satu ustadz setempat.
"Saya ngomong sama ustadz di sini, minta untuk dishalatin di musholla karena dekat dari rumah. Pak ustadz-nya ngomong gini. 'Enggak usah mending di rumah aja percuma enggak ada orang'.
"Ternyata ponakan saya ngadu ke saya. Mereka habis ngomongin Ahok itu. Ibu kan jelas-jelas nyoblos itu nomor 2. Nah di sini anti itu (Ahok)," imbuhnya.
Meski akhirnya almarhumah hanya dishalatkan di rumah, tetangga tak banyak yang ikut melaksanakan shalat jenazah. Lagi-lagi alasannya karena almarhumah memilih Ahok.
"Akhirnya anak cucunya aja yang shalatin," beritahu Neneng.
Merasa diperlakukan tidak adil, keluarga nenek Hindun merasa kecewa.
"Merasa sakit hati ya, masalah gini kok dihubungin sama yang itu (pilkada), gitu lho," katanya.
Hingga Kamis (9/3) malam, Ketua RT 009 RW 02, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan belum bisa dihubungi.
0 Komentar