Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengaku sempat kaget saat pertama menjadi korban bully netizen. Hal itu terjadi sewaktu melontarkan wacana program penguatan karakter lewat program full day school beberapa waktu lalu.
"Saya di-bully macam-macam. Dicaci maki. Saya kaget, semuanya seakan menjadi pakar pendidikan, dari penyanyi sampai pelawak," kata Muhadjir usai acara peletakan batu pertama gedung SMP dan SMA Global Sevilla di Jakarta, Rabu (5/4).
Padahal, lanjutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah setuju akan dilakukan reformasi sekolah mulai dari peranan kepala sekolah hingga jam mengajar guru. Selama ini, kebanyakan guru hanya mengajar empat hingga enam jam dengan dua pergantian kelas dalam sehari.
"Idealnya delapan jam. Ini soal mental guru, ini yang akan kami ubah karena dikhawatirkan nanti mengganggu rencana besar Pak Jokowi dalam revolusi mental," imbuhnya.
Ia mencoba menerapkan apa yang tertuang dalam Nawa Cita mengenai pendidikan karakter. Di mana Kemendikbud menetapkan 70% materi dari pendidikan dasar itu adalah pendidikan karakter dan 30% sisanya berupa pengetahuan.
Namun dirinya juga mengakui, ada hikmah yang bisa diambil dari kejadian yang dialaminya tersebut. Ia menjadi makin sadar bahwa ada banyak pihak yang harus dilibatkan dalam masalah pendidikan.
Hingga kini,Program Penguatan Pendidikan Karakter telah diterapkan di 542 sekolah di 34 provinsi. Program itu meliputi penguatan lima nilai utama karakter, di antaranya religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong, dan integritas memalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler yang penerapannya di sekolah percontohan. Pada 2020, Kemendikbud menargetkan semua sekolah di Indonesia telah menerapkan pendidikan karakter.
0 Komentar