Terjadi penembakan yang dilakukan oleh seorang siswa di sebuah sekolah di Grasse, sebelah selatan Perancis. Akibat kejadian tersebut, empat orang menderita luka.
"Saat itu benar-benar panik," kata seorang satu siswa di sekolah itu, Achraf, kepada BFM TV seperti dilansir dari Reuters
"Suara tembakan berada empat sampai lima meter dari tempat kami. Kami pikir pria bersenjata itu datang ke arah kami. Kami mendengar dia berteriak." lanjutnya.
Achraf juga menjelaskan kronologi penembakan tersebut kepada BFM TV. Saat itu, siswa yang melakukan penembakan memasuki kantin, sontak saja hal tersebut membuat siswa yang berada di kantin panik dan langsung bersembunyi di bawah meja. Ada juga yang berlarian keluar dari kantin.
"Saya hanya tahu pria bersenjata itu dengan dari perspektif saya. Dia orang yang lembut dan menggunakan suara rendah, tidak terlihat seperti orang jahat," ujarnya.
Sementara, Wali Kota Grasse Christian Estrosi mengatakan bahwa kepala sekolah tempat terjadi penembakan sempat berusaha menenangkan siswa yang panik untuk tetap berada di tempat mereka. Namun, usahanya gagal. Lebih malang lagi, kepala sekolah tersebut malah mendapatkan tembakan dari pelaku di lengannya.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab dengan aksi penembakan tersebut. Diketahui, saat melakukan aksinya, pelaku membawa dua pucuk senjata dan dua buah granat. Polisi juga belum menentukan apa sebenarnya motif dari insiden aksi tersebut.
Selama ini, Prancis menjadi salah satu negara yang sangat ketat terkait peredaran senjata. Negara tersebut tidak memperbolehkan warga sipil memiliki senjata api.
"Saat itu benar-benar panik," kata seorang satu siswa di sekolah itu, Achraf, kepada BFM TV seperti dilansir dari Reuters
"Suara tembakan berada empat sampai lima meter dari tempat kami. Kami pikir pria bersenjata itu datang ke arah kami. Kami mendengar dia berteriak." lanjutnya.
Achraf juga menjelaskan kronologi penembakan tersebut kepada BFM TV. Saat itu, siswa yang melakukan penembakan memasuki kantin, sontak saja hal tersebut membuat siswa yang berada di kantin panik dan langsung bersembunyi di bawah meja. Ada juga yang berlarian keluar dari kantin.
"Saya hanya tahu pria bersenjata itu dengan dari perspektif saya. Dia orang yang lembut dan menggunakan suara rendah, tidak terlihat seperti orang jahat," ujarnya.
Sementara, Wali Kota Grasse Christian Estrosi mengatakan bahwa kepala sekolah tempat terjadi penembakan sempat berusaha menenangkan siswa yang panik untuk tetap berada di tempat mereka. Namun, usahanya gagal. Lebih malang lagi, kepala sekolah tersebut malah mendapatkan tembakan dari pelaku di lengannya.
Hingga saat ini, belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab dengan aksi penembakan tersebut. Diketahui, saat melakukan aksinya, pelaku membawa dua pucuk senjata dan dua buah granat. Polisi juga belum menentukan apa sebenarnya motif dari insiden aksi tersebut.
Selama ini, Prancis menjadi salah satu negara yang sangat ketat terkait peredaran senjata. Negara tersebut tidak memperbolehkan warga sipil memiliki senjata api.
0 Komentar