Hobi Makan Sayur, Resiko Stress Bisa Turun Hingga 5 Persen

Agar mood dan suasana hati lebih terjaga, cobalah untuk mulai memperbanyak makan sayur. Studi ungkap hobi makan sayur bantu pangkas risiko stres hingga 5 persen lho.

Studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Sydney ini mengungkapkan bahwa mereka yang lebih banyak makan sayur terbukti punya tingkat stres yang lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang jarang makan sayur.

Porsi sayur yang dianjurkan yakni sekitar tiga atau empat porsi per hari, yang per porsinya diberikan kira-kira semangkuk. Mereka yang makan sayur 3-4 kali per hari, rata-rata mengalami stres 12 persen lebih jarang dibandingkan mereka yang tidak makan sayur atau hanya mengonsumsinya sekali dalam sehari.

Para peneliti meyakini manfaat ini didapat karena sebagian besar sayur, terutama sayur berdaun hijau, kaya akan kandunga folat. Folat diketahui dapat membantu meningkatkan produksi hormon pengatur mood di otak, termasuk serotonin dan dopamin.

Studi ini sendiri dilakukan oleh peneliti University of Sydney terhadap sekitar 60 ribu warga Australia yang berusia 45 tahun ke atas. Setelah dikaitkan antara kebiasaan makan sayur dan tingkat stres, penelti menemukan adanya kaitan yang cukup signifikan. 

"Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayuran setiap hari berkaitan dengan tingkat yang lebih rendah dari stres psikologis. Maka dari itu, sangat dianjurkan untuk memperbanyak asupan sayur," ungkap Dr Melody Ding, peneliti dari University of Sydney's School of Public Health.

Sebelumnya peneliti dari University of Otago, Selandia Baru juga pernah menuturkan hal serupa. Berdasarkan studinya, mereka menyimpulkan bahwa sekadar mengingatkan seseorang untuk makan buah dan sayur tak terlalu signifikan, dibandingkan jika kita memberikan asupan tersebut secara langsung.

"Kesimpulan dari studi ini adalah sebisa mungkin sediakan buah dan sayur agar selalu ada, dengan begitu seseorang bisa lebih terbiasa memakannya. Ini supaya kesehatan jiwa dan mental kualitasnya bisa ikut meningkat," tutur peneliti Dr Tamlin Conner, seperti dikutip dari Daily Mail.

Posting Komentar

0 Komentar