Presiden Joko Widodo mengklaim bahwa geliat pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah, terutama di luar Jawa, semakin baik. Bahkan, pertumbuhan di sejumlah daerah jauh lebih tinggi dari pertumbuhan nasional.
Dalam beberapa kesempatan ini, Presiden sering mengadakan rapat kabinet menyangkut pembangunan suatu provinsi. Sebut saja, di antaranya rapat kabinet mengenai pembangunan di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Maluku, Jawa Tengah, dan sekarang mengenai pembangunan di Provinsi Lampung. Untuk pertumbuhan ekonomi di Lampung, Jokowi menyebut sebesar 5,15 persen. Pertumbuhan ini berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional.
"Tapi sekali lagi, saya minta pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi ini, juga harus bisa berdampak langsung terhadap 13,8 penduduk miskin yang masih ada di Provinsi Lampung," jelasnya.
Untuk itu, Jokowi meminta pembangunan di Lampung bisa fokus pada sektor-sektor unggulan. Seperti pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.
"Provinsi Lampung memiliki potensi besar baik dibidang pertanian, perikanan perkebunan yang menyumbangkan 31,4%PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Lampung diikuti oleh industri pengolahan sebesar 18,8%n," jelasnya.
Untuk mendukung itu, penting pembangunan infrastruktur untuk pendukungnya. Seperti infrastruktur transportasi tol trans-Sumatera yang kini masih terus dikebut pengerjaannya. Juga pembangkit listrik, dan cold storage untuk sektor perikanan.
Di samping itu, karena Lampung adalah gerbang penghubung Sumatera dan Jawa, maka penyeberangan Bakaheuni dan Merak, diminta untuk diperbaiki.
"Untuk itu, saya minta dilakukan langkah-langkah perbaikan yang sistemik dan menyeluruh terhadap penyeberangan Bakaheuni dan Merak mulai dari waktu tunggu sandar yang masih agak lama, sarana dan prasarana pendukung yang tidak representatif dan masih rendahnya aksesbilitas menuju pelabuhan," jelas Jokowi.
0 Komentar