Bandung, 23 Mei 2025 – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan desa dalam mengatasi masalah kemiskinan, pendidikan, serta mempercepat investasi. Hal ini disampaikan dalam pidatonya saat pengesahan Raperda Investasi dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat.
Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi
Gubernur mengapresiasi langkah Kejaksaan Agung RI yang telah menetapkan tersangka dalam kasus dugaan penyimpangan kredit senilai Rp600 miliar di PT Sritek dan mantan pejabat Bank Jabar Banten (BJB). Ia menegaskan komitmennya untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang dan menjaga stabilitas kinerja BJB.
Fokus pada Penurunan Kemiskinan
Gubernur menyoroti tingginya angka kemiskinan di Jawa Barat dan menyampaikan strategi penanganannya, antara lain:
Pendidikan Gratis yang Nyata – Memastikan tidak ada lagi pungutan liar di sekolah, termasuk biaya seragam dan studi tour yang memberatkan orang tua.
Pelayanan Kesehatan Terjangkau – Memperkuat akses BPJS dan layanan kesehatan dasar agar masyarakat tidak jatuh miskin akibat biaya pengobatan.
Pengendalian Penduduk – Mendorong program keluarga berencana untuk menekan ledakan populasi yang berkontribusi pada kemiskinan.
Infrastruktur yang Merata – Mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung perekonomian di daerah tertinggal.
Perlindungan Lingkungan dan Penertiban Tambang Liar
Gubernur menegaskan bahwa operasi penutupan tambang liar dan pelanggaran lingkungan akan terus digencarkan. Ia juga mendorong kabupaten/kota untuk mengevaluasi tata ruang guna mencegah alih fungsi lahan yang merusak ekosistem.
Percepatan Investasi dengan Penyederhanaan Birokrasi
Untuk menarik lebih banyak investasi, Gubernur berjanji memastikan perizinan selesai dalam satu bulan. Ia juga akan memperkuat infrastruktur pendukung, seperti jaringan air bersih industri, serta menjaga keamanan usaha dari gangguan premanisme.
Pendekatan Kepemimpinan yang Humanis
Gubernur menyatakan bahwa kepemimpinannya tidak hanya bersifat struktural, tetapi juga emosional. Ia mencontohkan keterlibatannya langsung dalam membantu anak-anak terlantar dan pendekatan persuasif kepada masyarakat terkait pembebasan lahan.
Harapan ke Depan
Gubernur menutup pidatonya dengan optimisme bahwa kolaborasi seluruh pihak akan membawa Jawa Barat menuju kemajuan yang lebih inklusif dan berkeadilan.
"Kita harus bergerak bersama, karena Jawa Barat yang istimewa hanya bisa terwujud jika semua elemen bersinergi," tegasnya.
0 Komentar