Kisah Mariana yang Mengaku Sebagai Ibu dari 2 Orang Pangeran Saudi

Seorang wanita bernama Mariana (46) ditangkap petugas keamanan karena nekat menerobos penginapan Raja Salman bin Abdulazis al-Saud di Nusa Dua, Bali. Dia mengaku sebagai ibu kandung dua pangeran Saudi dan ingin menemui Raja Salman.

Mariana diamankan aparat gabungan di depan Hotel St Regis, Nusa Dua, Bali, Selasa (7/3/2017). Tidak hanya mengaku sebagai ibu 2 pangeran Saudi, Mariana juga mengaku sebagai mantan istri Sultan Hamengkubuwono X Yogyakarta.

"Kepada petugas sebagai ibu kandung dua pangeran Kerajaan Saudi dengan menunjukkan laman Facebook-nya," ujar Kabid Humas Polda Bali AKBP Hengky Widjaja.

Kepada polisi, Mariana mengaku baru tiba dari Jawa Tengah menggunakan bus dan tiba di Terminal Ubung. Ia menggunakan jasa ojek menuju St Regis Nusa Dua.

Saat ditangkap, Mariana mengenakan baju dan celana panjang berwarna cokelat muda dengan kerudung biru. Dia juga membawa koper berwarna ungu, tas kulit bermerek Paris, dan kantong kresek hitam.

Hengky menduga wanita tersebut mengalami gangguan mental. "Diduga mengalami gangguan kejiwaan," ucapnya.

Polisi tidak melakukan penahanan karena tidak ada unsur pidana. Polisi menduga Mariana mengalami gangguan jiwa. Dia dikirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli untuk perawatan.

Sebelum Mariana, Dewi Palapa (41) juga sempat mencoba menerobos St Regis Nusa Dua pada Senin (6/3) dengan membawa kado 500 lembar puisi karangannya. Seperti Mariana, Dewi juga tidak ditahan, melainkan dikirim ke RSJ Bangli.

"Ada beberapa gangguan kecil dari orang-orang yang mencoba untuk datang ke Hotel St Regis. Setelah dicek, ternyata mengalami gangguan kejiwaan sehingga kita bawa ke RSJ di Bangli," kata Kapolda Bali Irjen Petrus R Golose di kantornya, Jl WR Supratman, Denpasar, Bali, Rabu (8/3).

Pengiriman Dewi dan Mariana ke RSJ Bangli merupakan tindakan penanganan pihak keamanan. Di rumah sakit tersebut, keduanya dirawat sehingga bisa kembali ke daerah asalnya dengan baik.

"Setelah ada pengecekan oleh psikolog dan psikiater, kemudian penggunaan bahasa, kita lihat dan ada keyakinan dari ahli, maka mengambil keputusan ada sedikit gangguan kejiwaan. Sehingga kita obati dan tidak ada yang ditahan," ujar Petrus.

Untuk mencegah hal serupa, pengamanan di St Regis, secara khusus, dan Nusa Dua, secara umum, dioptimalkan. Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kodam Udayana juga bekerja sama melakukan pengamanan di hotel tersebut.

"Kerja sama kita dengan BIN dan Kodam sertastakeholders lainnya sehingga berjalan lancar. Sampai saat ini situasi masih bisa ter-cover," ucap Petrus. 

Posting Komentar

0 Komentar