SEJOLI muda-mudi dengan riangnya menyapa dunia dari jantung Jakarta setiap mentari munculi dari ufuk timur dan menghilang di ufuk barat. Tak peduli bagaimana situasi Ibu Kota sepanjang 55 tahun belakangan, sepasang pemuda ini setia terus menyapa kendati jarang yang peduli.
Ini gambaran sebuah patung dua sosok pemuda dan pemudi yang mengarahkan tangan kanannya seraya menyapa siapapun yang berlalu di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Patung apalagi kalau bukan “Patung Selamat Datang”.
Biasanya para pengendara atau pejalan kaki di kawasan itu, lebih sering peduli dengan air mancur di Bundaran HI yang seolah jadi “oase” di tengah panasnya cuaca atau suasana Ibu Kota. Tapi mungkin jarang yang benar-benar memperhatikan dua sosok patung di atasnya.
Dikutip dari situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, patung ini punya nama asli “Monumen Selamat Datang”. Kalau dihitung dari panjang kaki hingga tangan yang melambai ke atas, patung yang menghadap ke utara Ibu Kota ini punya postur tinggi 5 meter.
Bicara sejarahnya, bersumber dari situs yang sama, patung seorang pemuda dan pemudi yang juga menggenggam buket bunga di tangan kirinya itu, dibuat pada 1962 atas keinginan Presiden pertama RI Ir Soekarno. Patung itu awalnya dibuat khusus untuk menyambut para tamu negara dalam rangka Asian Games IV di Jakarta.
Pengerjaannya berawal dari gagasan Wakil Gubernur Jakarta Henk Ngantung dan prosesnya dibuat tim pematung Keluarga Arca Yogyakarta yang dipimpin Edhi Sunarso. Awalnya, patung ini dibuat dan dirampungkan dengan total tinggi 7 meter. Akan tetapi, Presiden Soekarno kala menginspeksi pembuatannya, minta Edhi dan timnya memperkecil patungnya jadi hanya 5 meter.
Peresmian rampungnya patung ini dilakukan langsung oleh Presiden Soekarno. Uniknya, ini salah satu landmark di Ibu Kota yang setidaknya bisa diresmikan sendiri oleh Presiden Soekarno. Tidak seperti beberapa landmark lainnya yang digagas Soekarno, tapi tak bisa diresmikan sendiri olehnya. Sebut saja pembangunan Masjid Istiqlal, atau Patung Dirgantara (Patung Pancoran) yang saat rampung, Soekarno tak lagi menjabat Presiden RI.
0 Komentar