Depresi bisa dialami oleh siapa saja bahkan pada bayi yang baru lahir sekalipun. Hanya saja kadang depresi pada anak-anak atau remaja lebih sulit untuk dideteksi karena gejalanya disembunyikan rapat-rapat.
Psikiater anak dan remaja Dr dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ, mengatakan untuk kasus remaja depresi ini bisa terjadi karena beberapa hal mulai dari performa akademis, masalah keluarga, hingga bullying. Namun di antara semua penyebab tersebut menurut studi bullying-lah yang biasanya jadi penyebab mengapa remaja depresi.
"Apa sih penyebab depresi di sekolah itu? Menurut studi 84 persen karena mengalami kekerasan di sekolah," kata dr Suzy pada acara Hari Kesehatan Sedunia di SMPN 12 Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Bullying ini bisa datang dari teman sebaya, saudara, atau bahkan petugas di sekolah. Karena bullying stres bisa menumpuk hingga memunculkan rasa depresi yang ditandai dengan kesedihan panjang. Untuk mengatasinya maka remaja disarankan agar bercerita kepada orang lain. Beritahu masalah yang sedang dihadapi dan jangan ditutupi.
"Masalahnya kalau sudah depresi remaja ini mulai menarik diri. Bukannya curhat pergi ke dokter atau psikolog, tapi nanti lari ke minuman keras atau ganja. Kan sekarang ganja murah 25 ribu rupiah sudah dapat berapa," kata dr Suzy.
"Jangan menarik diri jangan mengurung diri di kamar. Justru cari teman sebanyak-banyaknya, tidur yang cukup, baca buku , bicara dengan orang tua atau teman kalau perlu ke dokter atau psikolog," lanjutnya.
Apa yang terjadi bila depresi remaja tidak ditangani dengan baik? Ada kemungkinan untuk terjadi masalah gangguan kesehatan mental dengan konsekuensi terburuknya dorongan bunuh diri.
"Gejala berat depresi ya bunuh diri. Ada pikiran rasanya saya mau mati saja," tutup dr Suzy.
0 Komentar