Kapolri Jenderal Tito Karnavian meletakkan batu pertama atau groundbreaking pembangunan gedung baru Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) di kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo no 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (20/4/2017).
Rencananya, kantor baru Bareskrim akan dibangun dengan 17 lantai di atas lahan seluas 65.637 m2 dengan konsep green building.
Nantinya terdapat lift dan tiga lantai basement parkir.
Pembangunannya menelan biaya Rp 646.950.000.000 dengan sistem anggaran tahun jamak atau multiyears 2016-2018.
Turut hadir dalam acara, Wakapolri Komjen Syafruddin, Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) sekaligus mantan Kabareskrim Komjen Budi Waseso atau Buwas, Kabaharkam Komjen Putut Eko Bayu Seno, Asisten Logistik Polri Irjen Eko Hadi Sutedjo selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) serta Wakil Direktur Utama PT Wijaya Karya Persero Tbk Noval Arsyad selaku pemenang tender dan pelaksana proyek.
Tito Karnavian menyatakan perlunya gedung baru Bareskrim merupakan ide dari Buwas sewaktu menjabat Kabareskrim.
Dan ia menilai hal itu tepat mengingat gedung lama yang telah dirobohkan sudah tidak layak sebagai tempat kerja badan Polri sekelas FBI-nya Indonesia.
Federal Bureau of Investigation (FBI) merupakan biro investigasi federal Amerika Serikat.
"Idenya juga dari Kepala BNN, karena waktu itu gedungnya sudah sangat tidak layak lagi untuk sekelas Bareskrim yang merupakan FBI-nya Indonesia, tapi gedungnya memprihatinkan," kata Tito dalam sambutan.
Tito selaku mantan Asrena Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Pengembangan (Asrena) Kapolri mengaku tahu persis kondisi gedung lama Bareskrim.
Ia pun mengetahui gigihnya Buwas dalam mewujudkan mimpi markas Bareskrim yang lebih layak.
Gedung lama Bareskrim yang terdiri empat lantai dibangun pada 1954 atau berusia 62 tahun pada 2016.
Kapasitasnya 300 orang, tapi diisi 1.600 orang pada 2016. Alhasil antara petugas dan berkas berhimpitan di ruang kerja.
"Hanya ruangannya Kabareskrim dan Wakabareakrim nya saja yang mungkin bagus. Yang lainnya ya begitulah. Naik turun lewat tangga, ruangan-ruangannya sudah tua," ujarnya.
Tito menambahkan, dirinya tidak ingin ada penyelewengan dalam proses pembangunan gedung baru ini.
Ia tidak ingin ada kerusakan atau penurunan kualitas barang, apalagi tindak pidana korupsi.
Oleh karena itu, Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan melakukan pengawasan dan audit terhadap pembangunan proyek ini.
0 Komentar