Kubu Anies-Sandi Sebut Politik Sembako Bagian dari Aksi Teror

Juru bicara tim pemenangan Anies-Sandi, Bambang Widjojanto menilai, bagi-bagi sembako di masa Pilgub DKI Jakarta bukan sekedar politik uang (money politik) belaka. Melainkan juga aksi teror kepada masyarakat.

Sebab, warga yang melaporkan adanya tidak pidana tersebut justru mendapatkan ancaman bukan apresiasi dalam mewujudkan demokrasi yang bersih.

"Orang yang laporan ke kami itu justru diancam ada proses terrorizing dan ini masifisitas sudah masif diduga ada keterlibatan kalau tidak dihentikan ada sabotase yang terjadi," kata Bambang di Jakarta, Minggu (16/4).

Bila hal ini dibiarkan pihak penyelenggara pemilu, kata dia, kepercayaan masyarakat pun bukan tak mungkin akan terus berkurang. Sebab, dalam beberapa hari terakhir sudah ditemukan 15 pelaporan.

"Yang lebih mengerikan adalah terrorazing (aksi teror). Sudah diteror yang lapor enggak ditindaklanjuti. Ini persoalan demokrasi kalau trust publik itu terus seperti ini akan merosot dan ruginya pada kita," terang Bambang.

Untuk itu, tegas Bambang, masalah politik uang bukan hanya sekedar berhingga dengan paslonnya saja. Tetapi juga mengenai citra demokrasi yang ada di Jakarta.

"Ini bukan Anies-Sandi saja tapi seluruh warga dan masyarkat bahkan melampaui masyarakat Jakarta," ungkap Bambang.

Dia menambahkan masalah politik uang ini harus dilihat dari dari sisi hukum telah diatur dalam pasal 74 dan 107 a KUHP.

Bambang pun curiga masalah ini bagian dari aksi sabotase yang mempertaruhkan demokrasi yang telah berjalan hingga kini. Sebab bilangan tidak juga mengeksekusi berbagai laporan adanya fitnah yang sengaja disebarkan agar warga Ibu Kota tidak memilih Anies-Sandi.

"Ada pola fitnah yang begitu luas dan dikombinasikan terrorizing karena apabila orang-orang yang melaporkan pada kami atau kepada kita justru diancam jadi ada terdapat proses terrorizing di situ," tegas Bambang.

Eks Wakil Ketua KPK itu menduga masifnya dugaan kecurangan di Pilkada Ibu Kota terjadi lantaran adanya dalang di balik aksi tersebut.

"Karena kami menduga adanya mastermind yang merekayasa seluruh sabotase terhadap kualitas Pilkada DKI yang membuat begitu masif kecurangan ini," tandasnya.

Posting Komentar

0 Komentar