Mbah Fanani, seorang petapa berumuran sekitar 70 tahun dibawa oleh belasan orang tak dikenal pada Rabu (12/4) malam. Dia dibawa tanpa ada informasi dari belasan orang tersebut.
Kepala Desa Dieng, Slamet Budiono mengatakan Mbah Fanani sempat berontak ketika hendak dibawa dari tempat bertapanya. Mbah Fanani sudah 20 tahun bertapa di daerah tersebut, tepatnya di rumah seorang warga bernama Sugiyono.
Menanggapi hal ini, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Djarod Padakova mengatakan terkait penjemputan Mbah Fanani tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai penculikan. Sebab tidak ada warga yang melaporkan ke pihak kepolisian. Selain itu, pihak keluarga Mbah Fanani juga belum datang ke polisi untuk menyatakan kehilangan.
"Tidak (masuk kategori penculikan). Kalau dari pihak kelurga Mbah Fanani merasa kehilangan dan melaporkan ke pihak kepolisian, baru bisa disebut penculikan,"
Meski demikian, Djarod mengatakan pihak kepolisian tetap datang ke lokasi kejadian untuk mencari informasi mengenai penjemputan ini.
"Kita cari informasi data-data yang ada. Data dari warga mengatakan demikian, beberapa hari yang lalu diambil oleh keluarganya. Dan tidak ada masyarakat kehilangan dari Mbah Fanani tesebut," ujar Djarod.
Dia mengaku tidak mengetahui kronologi secara langsung peristiwa penjemputan tersebut. Informasi yang didapatkan, Mbah Fanani menjalani keseharian di sebuah tenda untuk bertapa.
"Kita gak tau pasti (kronologinya). Kira-kira 5 hari lalu infonya demikian. Karena yang bersangkutan biasa menyendiri di tenda yang sudah bertahun-tahun, tidak mau bicara juga. Dan dari masyarakat tidak ada laporan mengganggu dan sebagainya. Tentunya, dia di situ informasinya sebagai pertapa atau apa kegiatannya, ya dia tidak ada kegiatan, tidak ada aktivitas di sana. Hanya diam di situ. Mungkin itu sebutannya sedang bertapa, ya.
Masyarakat berharap kondisi Mbah Fanani tetap sehat. Karena selama di Dieng, tidak ada masyarakat yang terganggu dengan aktivitas tersebut. Malah mereka berusaha memberi makan. Namun, Mbah Fanani hanya mau menerima makanan dari Sugiyono.
Sejak 20 tahun lalu datang ke Dieng, Mbah Fanani memang langsung memilih rumah Sugiyono untuk bertapa. Dan Mbah Fanani juga hanya mau berkomunikasi dengan Sugiyono.
Sebelumnya diberitakan, anggota DPRD Kabupaten Indramayu Azun Mauzun mengatakan Mbah Fanani dibawa karena mandat seorang sepuh di Indramayu Abah Rojab. Hal itu sudah disampaikan sekitar tujuh bulan lalu, namun baru terlaksana Kamis (13/4) lalu
"Mbah Fanani sendiri yang meminta pindah ke Indramayu pada Abah Rojab. Saya kurang tahu bagaimana keduanya saling berkomunikasi," jelas Azun dari PKB itu saat berbincang dengan detikcom melalui telepon, Minggu (16/4) malam.
Abah Rojab sendiri adalah seorang sesepuh asal Dieng namun sejak 20 tahun terakhir menetap di Indramayu. Namun kini Abah Rojab sering berpindah-pindah, dan terakhir tengah berada di Kalimantan
0 Komentar