Anggota Panwaslu DKI Halman Muhdar mengaku, dia sudah mendapat banyak laporan pembagian sembako dari para paslon. Namun sembako tersebut tidak seluruhnya dibagikan gratis, melainkan dijual dengan harga murah.
"Kemarin ada sembako murah di beberapa tempat di Jakarta Pusat. Ada di Kemayoran, Tanah Abang, Kebon Kacang, Menteng, ada beberapa titik," ujar Muhdar kepada wartawan, Senin (17/4).
Namun setelah diperiksa, ternyata acara bazar. Menurut Halman, Panwaslu tak dapat menganggap acara tersebut sebagai pelanggaran pilkada karena sifatnya penjualan.
"Karena sifatnya sembako murah, kita enggak bisa jerat dengan pasal 'membagikan atau menjanjikan' karena enggak ada warga yang menyampaikan mereka dipengaruhi untuk memilih atau tidak memilih," urai Muhdar.
Dia menyebut, sejauh ini tidak ada pembagian sembako gratis di masa tenang. Terakhir rencana pembagian sembako dilakukan pada tanggal 3 April, sebelum masuk masa tenang. Namun karena ada warga yang melapor ke Panwaslu, kegiatan tersebut batal dilaksanakan.
"Itu enggak jadi, baru pengumpulan KTP, KK," ujarnya.
Karena tidak ada barang bukti, Panwaslu kemudian mewawancara warga. Mereka ditanya apakah ada unsur mengarahkan pilihan atau tidak.
"Karena barangnya enggak ada, belum dijual atau ada pembagian sembako, yang kita kejar janjinya. Tapi menurut keterangan saksi kan enggak ada yang menyatakan ini diarahkan untuk calon tertentu," ujarnya.
Menurut Mahdi, pembagian sembako tersebut kebanyakan dilakukan oleh timses paslon nomor dua. "Relawan nomor 2. Terutama PDIP," tuturnya.
0 Komentar