Ganjar Pranowo - Gubernur Jateng |
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bapak ibu seluruh warga Jawa Tengah, sudah satu bulan virus Corona mengancam kita. Persebarannya semakin merajalela. Situasi ini pasti membuat bapak ibu cemas dan semakin khawatir. Bukan sekadar khawatir akan terpapar corona, tapi juga khawatir akan kehilangan pekerjaan karena di-PHK, atau tak bisa lagi kerja karena dagangannya sepi dan tak ada pembeli. Saya bahkan mendengar ada yang cemas keluarganya bakal mati kelaparan lantaran tak mampu membeli makanan.
Bapak Ibu, saya memahami kekhawatiran penjenengan semua. Namun, perlu saya tegaskan, bapak ibu tidak sendiri. Pemerintah ada dan hadir untuk bersama-sama menghadapi situasi ini. Sebagaimana yang sudah disampaikan Bapak Presiden, pemerintah akan mengucurkan paket bantuan dengan anggaran 405 triliun rupiah. Pemprov Jateng juga sudah menyiapkan sedikitnya Rp 1.4 triliun rupiah. Dana itu, antara lain akan digunakan untuk jaring pengaman sosial.
Bapak ibu, dalam menghadapi masa sulit ini, saya ingin mengingatkan sekaligus menggerakkan lagi satu kekuatan yang sebenarnya sudah menjadi budaya dalam kehidupan bermasyarakat kita. Apa itu? Gotong royong. Ya, gotong royong yang diikat oleh paseduluran dan rasa memiliki. Kebiasaan saling memberi, berbagi makanan antar tetangga, adalah modal kekuatan sosial kita yang bisa menjadi senjata ampuh untuk survive dari situasi sulit ini.
Kekuatan gotong royong ini tidak hanya ada di desa. Di kampung-kampung dan di gang- gang perkotaan pun saya yakin ada. Kuncinya pada kekompakan warga yang dipimpin langsung oleh kepala desa atau lurah, dibantu perangkat, didukung ketua RW dan RT.
Bapak ibu, satukan kekuatan. Catat data setiap warga di tempatmu yang membutuhkan uluran tangan, bantu mereka. Bagi bapak ibu yang mampu, inilah saatnya panjenengan berbagi pada tetangga di sekitar. Boleh uang boleh bahan makanan. Jadikan balai desa sebagai lumbung pangan. Kalau perlu lumbung pangan dibuat di setiap RW, bagi makanan setiap hari.
Di saat bersamaan, pimpinan wilayah harus menjaga setiap perbatasan desa, kampung, dan gang. Jika dulu ronda hanya malam, sekarang 24 jam. Bergantian, bergiliran. Data siapa saja yang masuk dan keluar. Jika ada pendatang, pastikan sudah periksa ke puskesmas, kemudian wajib isolasi mandiri 14 hari. Kalau ada yang ngeyel masih keluar-keluar harus tegas diperingatkan, kalau perlu sediakan rumah karantina darurat memanfaatkan kantor desa. Jika ada warga mau keluar untuk bekerja dan hal penting lainnya, pastikan sudah memakai masker, dan paham cara-cara agar tidak tertular.
Susah, repot? Iya, seluruh dunia sedang susah, Indonesia sedang susah, maka kita semua harus mau repot bersama-sama.
Bapak ibu, sekaligus saya nderek titip. Tolong berpesan pada keluarga panjenengan yang saat ini masih ada di Jakarta, Surabaya, atau kota perantauan lainnya. Tolong bilang agar tidak usah pulang sekarang. Tetap di posisi masing-masing hingga virus ini mereda. Saya akan berkoordinasi dengan gubernur setempat. Gotong royong ini kita terapkan juga di tingkat Nasional. Kita saling bantu antarprovinsi. Kalau ada warga Jakarta, Jabar, Jatim di sini akan kita openi. Sebaliknya warga Jateng di Jakarta dan lainnya juga akan ditulungi. Jika memberatkan, kami Pemprov Jateng akan ikut urunan agar dulur-dulur kita di perantauan tidak terlantar. Karena kita senasib sepenanggungan, dan bersama-sama kita akan memenangkan pertempuran.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
0 Komentar