JAKARTA, KUPAS.CO.ID-
Sumarsono bertekad ingin meninggalkan hal-hal baik selama menjabat Plt Gubernur DKI Jakarta. Dia bersemangat mengeluarkan sejumlah kebijakan meski terkadang menuai pro kontra.
Terhangat,
pernyataan pria panggilan akrab Soni ini yang mengaku tidak sreg dengan
desain kepala mass rapid transit (MRT) yang disebutnya mirip jangkrik.
Dia meminta desain kepala kereta diganti. Tidak tanggung-tanggung,
Sumarsono bahkan siap mengirim tim ke Jepang untuk menindaklanjuti hal
itu pada Kamis 19 Januari besok.
Keinginan Sumarsono lalu
ditanggapi Direktur Utama PT MRT William P Sabandar yang mengatakan
pihaknya akan mengupayakan penggantian desain seperti yang diinginkan
Sumarsono. Namun upaya itu bisa dilakukan jika tidak berbenturan dengan
isi kontrak. William menjelaskan terdapat poin yang mengatur proses mock
up review di dalam kontrak yang ditandatangani. PT MRT dibolehkan
mengubah hal-hal yang dinilai belum sesuai dengan keinginan mereka.
Selain MRT mirip jangkrik,
Sumarsono merespons cepat aspirasi para sopir angkutan umum K56 rute
UKI-Cileungsi yang memprotes kehadiran TransJakarta Cibubur-UKI yang
berhenti di depan Cibubur Junction sehingga pendapatan mereka berkurang.
Dia lalu membekukan rute UKI-cibubur
milik TransJakarta selama sebulan per 23 Desember 2016. Kebijakan
Sumarsono ini bertolak belakang dengan program yang digalakkan oleh
Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berambisi menjadikan
TransJ sebagai penguasa semua rute bus di Jakarta dan menghentikan
dominasi bus reyot lagi ugal-ugalan.
Namun, Sumarsono
berpendapat Pemprov DKI Jakarta harus bisa mengakomodasi semua
kepentingan pengusaha, termasuk angkot-angkot itu. "Mengalah selangkah
untuk maju seribu langkah. Moratorium maksimum sebulan atau bisa lebih
cepat," ujar Sumarsono.
Selanjutnya, langkah berani Sumarsono
yang menghilangkan 952 jabatan atau 15,87 persen dari posisi yang saat
ini ada. Dia berharap perampingan ini membuat kinerja SKPD akan lebih gesit. Sumarsono bahkan mempromosikan satu sampai dua pejabat eselon 4 yang pernah distafkan Ahok.
0 Komentar