Perusahaan jasa perjalanan Uber Technologies Inc. semakin dilanda kekacauan setelah presiden baru perusahaan itu, Jeff Jones, memutuskan untuk mengundurkan diri. Jones adalah seorang ahli pemasaran yang disewa untuk membantu meningkatkan reputasi Uber.
Pada Ahad (19/3), seorang juru bicara Uber mengatakan, Jones mengundurkan diri kurang dari tujuh bulan setelah ia bergabung dengan perusahaan asal San Francisco itu. Namun, alasan kepergian Jones tidak disampaikan dengan jelas.
"Kami ingin berterima kasih kepada Jeff selama enam bulan di perusahaan itu dan berharap yang terbaik untuknya," kata seorang juru bicara Uber dalam sebuah pernyataan.
Jones bergabung dengan Uber pada Agustus tahun lalu dan secara luas diperkirakan akan menjadi Kalanick No 2. Jones bertugas mengawasi sebagian besar operasi global Uber, termasuk memimpin program ride-Hailing, menjalankan layanan Uber lokal di setiap kota, pemasaran dan layanan pelanggan, dan bekerja dengan sopir.
Sebelumnya, awal bulan ini Uber juga telah mengeluarkan pengumuman pencarian karyawan untuk posisi Chief Operating Officer (COO), untuk membantu menjalankan perusahaan bersama Chief Executive Officer (CEO) Travis Kalanick. Jones diketahui telah melakukan beberapa tanggung jawab sebagai COO.
Jones adalah yang terbaru dari sejumlah eksekutif tinggi Uber yang meninggalkan perusahaan itu. Bulan lalu, Engineering Executive Uber, Amit Singhal, juga diminta untuk mengundurkan diri di tengah tuduhan pelecehan seksual yang terjadi di perusahaan sebelumnya di Google Alphabet Inc.
Awal bulan ini, Wakil Presiden Uber untuk Produk dan Pengembangan, Ed Baker, dan Peneliti Keamanan Uber, Charlie Miller, juga mengundurkan diri.
Uber telah lama memiliki reputasi sebagai perusahaan startup yang cukup agresif dan pantang menyerah. Uber dipenuhi dengan beberapa kontroversi selama beberapa pekan terakhir, sehingga banyak pihak yang mempertanyakan kemampuan kepemimpinan Kalanick dan masa depan perusahaan.
Seorang mantan karyawan Uber bulan lalu menerbitkan sebuah tulisan blog yang menceritakan kondisi tempat kerjanya, yang banyak terjadi pelecehan seksual. Tulisan itu kini sedang dalam investigasi internal, yang dipimpin oleh mantan Jaksa Agung AS, Eric Holder.
Kemudian, Bloomberg merilis sebuah video yang menunjukkan Kalanick sedang memarahi sopir Uber yang mengeluh tentang pemotongan tarif yang dibayarkan kepada sopir. Video itu membuat Kalanick melalukan permintaan maaf kepada publik.
Awal bulan ini, Uber menyatakan telah menggunakan program teknologi rahasia, yang dijuluki "Greyball." Teknologi ini secara efektif mengubah tampilan aplikasi bagi pengendara tertentu, untuk menghindari pihak berwenang di kota-kota yang melarang Uber.
0 Komentar