Korea Utara (Korut) lagi-lagi menggelar uji coba rudal balistik yang kontroversial. Rudal Korut itu berhasil mengudara sejauh 60 kilometer sebelum jatuh ke perairan timur negeri komunis itu.
Disampaikan Kantor Staf Gabungan Korsel dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/4/2017), rudal Korut itu mengudara sejauh 60 kilometer dari lokasi peluncuran di Sinpo, kota pelabuhan di pantai timur Korut. Sinpo diketahui sebagai lokasi pangkalan kapal selam Korut.
Uji coba rudal ini dilakukan menjelang pertemuan pertama antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping. Isu program nuklir Korut diprediksi akan menjadi tema utama dalam pertemuan di Florida, AS itu. Trump sebelumnya menyatakan, AS bersiap melakukan aksi sepihak, jika China tidak mau menangani Korut.
"Peluncuran ini mungkin mempertimbangkan pertemuan AS-China, sedangkan dalam waktu bersamaan juga untuk memeriksa kemampuan rudal," ujar seorang pejabat Korsel yang enggan disebut namanya, kepada Reuters. Pejabat Korsel ini menjelaskan bahwa analisis awal menunjukkan rudal Korut ditembakkan ke sudut tinggi dan mencapai ketinggian 189 kilometer. Secara terpisah, seperti dilansir AFP, militer AS menyebut rudal yang baru diluncurkan Korut itu merupakan jenis rudal balistik KN-15 dengan jangkauan medium. Rudal jenis itu, diyakini militer AS, tidak mengancam AS. "Komando Pasifik AS berkomitmen penuh untuk bekerja secara erat dengan sekutu kami, Republik Korea (Korsel) dan Jepang, untuk menjaga keamanan," demikian pernyataan Komando Militer AS untuk kawasan Indo-Asia-Pasifik.
Peluncuran objek apapun dengan teknologi rudal balistik oleh Korut, merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Korut berulang kali menantang resolusi DK PBB itu, dengan menyebut larangan itu melanggar hak kedaulatan untuk pertahanan diri dan mengejar eksplorasi ruang angkasa.
Uji coba terbaru Korut ini langsung memicu kecaman berbagai negara. Kementerian Luar Negeri Korsel menyebutnya sebagai 'ancaman untuk perdamaian dan stabilitas seluruh dunia'.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyebut uji coba rudal Korut itu sebagai 'provokasi besar yang jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB'. "Sangat dimungkinkan bahwa (Korut) akan melakukan aksi provokasi lainnya di masa mendatang," Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson tak berkomentar banyak menanggapi uji coba rudal Korut itu. "Amerika Serikat sudah cukup berbicara soal Korea Utara. Kita tidak ada komentar lagi,"
0 Komentar