Ternyata Ada Obat yang Bisa Bikin Manusia Jadi Lebih Murah Hati

Anda mungkin sudah tahu soal obat antidepresan yang bisa membantu seseorang merasa lebih baik. Orang yang tadinya menderita depresi atau kecemasan bisa jadi lebih tenang dan bersemangat untuk menjalani hari-harinya. Lalu, jika ada obat yang bisa mengubah perasaan dan perilaku seseorang, bukankah seharusnya ada juga obat yang membuat orang jadi lebih murah hati dan senang beramal untuk sesama?

Pertanyaan ini rupanya mengusik para ahli saraf dan psikologi klinis. Berdasarkan sejumlah penelitian terbaru, pakar-pakar ini berhasil menemukan obat yang berpotensi membuat seseorang jadi murah hati dan peduli terhadap sesama. Bagaimana bisa, ya? Simak ulasannya berikut ini.  

Eksperimen untuk menciptakan obat yang membuat orang jadi lebih murah hati

Untuk membuktikan apakah sifat dan perilaku manusia bisa dikembangkan secara biologis, para ahli melakukan sejumlah eksperimen dengan obat-obatan yang berbeda. Ini dia hasilnya.

1. Pemicu hormon oksitosin

Penelitian pertama dalam jurnal Public Library of Science ONE (PLoS ONE) pada 2007 menguak bahwa partisipan yang disuntik pemicu hormon oksitosin jadi 80% lebih murah hati ketimbang partisipan yang hanya diberikan suntik kosong alias plasebo. Hal ini ditunjukkan ketika dua kelompok partisipan tersebut diberikan sejumlah uang untuk dibagikan kepada orang lain.

2. Pemicu hormon serotonin

Penelitian lain dalam jurnal Frontiers in Psychology pada 2010 bereksperimen dengan hormon serotonin. Dibandingkan dengan peserta penelitian yang hanya diberikan obat kosong, mereka yang minum suplemen pemicu hormon serotonin terbukti lebih murah hati ketika memberikan uangnya untuk beramal ke organisasi sosial tertentu.

3. Pemicu hormon dopamin

Jika peneliti-peneliti sebelumnya mencoba hormon oksitosin dan serotonin, tim ahli dalam jurnal Current Biology pada 2015 mencoba meningkatkan rasa kepedulian sosial dengan hormon dopamin. Partisipan diminta untuk menentukan jumlah uang yang akan mereka simpan sendiri dan yang akan diberikan secara cuma-cuma pada orang lain yang tak dikenal. Mereka yang diberi suplemen pemicu dopamin terbukti lebih murah hati dibandingkan partisipan yang hanya minum obat kosong.

Peran hormon terhadap sifat dan perilaku manusia

Menolong orang lain memang merupakan tindakan terpuji dalam masyarakat. Namun, ternyata manusia juga punya dorongan biologis untuk saling menolong. Dorongan ini diatur oleh hormon yang dilepaskan dalam tubuh Anda.

Menurut para ahli yang melakukan berbagai eksperimen di atas, produksi hormon oksitosin, serotonin, dan dopamin mampu memberikan stimulasi pada otak untuk berbuat baik. Pasalnya, setiap kali Anda berbuat baik, bagian otak yang mengatur sistem ganjaran (reward) akan mendapatkan kepuasan tersendiri.

Untuk menyederhanakan konsep ini, bandingkan dengan nafsu makan. Tubuh Anda tahu bahwa makan adalah hal yang penting. Inilah mengapa Anda punya nafsu makan. Nafsu makan diatur oleh hormon. Bila Anda kekurangan nafsu makan, Anda bisa minum obat-obatan yang akan memanipulasi hormon sehingga Anda pun merasa lapar.

Begitu juga halnya dengan perilaku murah hati. Anda tahu bahwa berbuat baik bagi sesama itu penting. Maka, suplemen obat yang bisa memicu hormon tertentu akan membangkitkan desakan dalam diri Anda untuk membantu sesama, layaknya membangkitkan nafsu makan.

Mungkinkah obat ini dipakai untuk mengubah perilaku manusia?

Para peneliti masih harus mempelajari lebih jauh soal penggunaan obat pemicu hormon dalam membentuk sifat dan perilaku manusia. Pasalnya, obat ini tak akan mempan kalau Anda memang tidak percaya membantu sesama adalah hal yang baik.

Posting Komentar

0 Komentar