PROLOG:
Tanggal 10-11 Januari 2024 lalu, Sri Paduka K.G.P.A.A. Paku Alam X, Adipati Kadipaten Pakualaman yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar hajat besar, yaitu pernikahan putra beliau B.P.H. Kusumo Kuntonugroho, S.P.,M.Eng dengan dr.Laily Annisa Kusumastuti melalui serangkaian seremoni upacara adat warisan leluhur.
Sebagai acara budaya yang sarat filosofi dan makna, Redaksi KUPAS.TOP akan menyajikan informasi lengkap kepada pembaca secara berseri. Mulai dari tahap persiapan di tanggal 3 Januari hingga akhir acara di tanggal 12 Januari 2024.
Semoga bisa menambah khasanah budaya masyarakat Indonesia. (Red)
UPACARA ADAT BUCALAN, WILUJENGAN, ZIARAH KE MAKAM LELUHUR & DOA BERSAMA
Makna dan inti dari prosesi bucalan adalah sebagai upaya ‘mbucal’ atau membuang atau menyingkirkan semua rintangan dan gangguan secara metafisik maupun nyata dari seseorang yang mempunyai rencana tidak baik. Juga merupakan bentuk permintaan ijin kepada semua makhluk yang ada serta tetap memohon perlindungan kepada Allah SWT, agar seluruh rangkaian acara Dhaup Ageng ini diridhoi dan selamat tanpa halangan suatu apapun.
Usai upacara adat Bucalan, pada sore harinya Rabu Wage, 20 Jumadilakir Jimawal 1957 betepatan dengan 3 Januari 2024 digelar upacara adat Wilujengan. Acara ini diselenggarakan di Kagungan Dalem Bangsal Sewatama Pura Pakualaman dipimpin oleh Cepeng Dalem G.P.H. Indrokusumo dan diikuti oleh segenap panitia. Doa dipimpin oleh M.W. Pujolaksito abdi dalem reh Suranggama.
Wilujengan merupakan penyempurna dari upacara adat bucalan sebelumnya. Makna wilujěngan pada intinya adalah memohon keselamatan kepada Allah SWT Yang Maha Bijaksana, diharapkan seluruh rangkaian acara Dhaup Agěng mulai dari persiapan pelaksanaan, prosesi Dhaup Agěng, sampai berakhirnya acara dapat berjalan dengan selamat dan lancar.
Kelengkapan wilujěngan antara lain, sanggan, tukon pasar, rasulan komplit, tumpeng gudhangan dan kelengkapannya, jěnang, berbagai unjukan, dan sěkar sědhap malam.
Rangkaian persiapan pernikahan agung atau Dhaup Ageng putra bungsu Paku Alam X tidak terlepas dari elemen spiritual. Hari Kamis, 4 Januari 2024 atau 21 Jumadilakir Jimawal 1957 keluarga dan segenap panitia nyekar atau ziarah ke makam leluhur Kadipaten Pakualaman di Kagungan Dalem Hastana Kuthagedhe dan Hastana Giriganda. Kegiatan ziarah dilakukan untuk mendoakan para leluhur Kadipaten Pakualaman yang telah meninggal agar diampuni dosa-dosanya serta dirahmati Allah SWT. Selain itu untuk mengingat perjuangan para leluhur Paku Alam, měndhěm jěro mikul dhuwur.
Pada hari Jum’at, 22 Jumadilakir Jimawal 1957 bertepatan dengan 5 Januari 2023, di lima (5) Kagungan Dalem Masjid yaitu: Kagungan Dalem Masjid Ageng Kadipaten Pakualaman, Kagungan Dalem Masjid Sunyaragi Yogyakarta, Kagungan Dalem Masjid Trayu di Galur Kulon Progo, Kagungan Dalem Masjid Wates di Kulon Progo, dan Kagungan Dalem Masjid Hastana Giriganda di Temon Kulon Progo diselenggarakan do’a bersama. Doa bersama tersebut diawali dengan membaca Surah Ar-Rahman secara bersama-sama oleh seluruh jama’ah yang hadir.
Makna dan harapan dari doa bersama dan pembacaan Surah Ar-Rahman ini agar mempelai berdua senantiasa mendapatkan rahmat Allah, kemudahan dan kasih sayang Allah. Doa di Kagungan Dalem Masjid Ageng Kadipaten Pakualaman dipimpin oleh Mas Wedana Pujolaksito abdi dalem reh Suranggama, sedangkan di keempat masjid lainnya dipimpin oleh takmir masjid setempat.
[Bersambung]
0 Komentar